BINTANGNEWS.com
– Para tokoh politik dan masyarakat Israel menyerukan dipecatnya seorang
pemuka agama Yahudi, atau lazim disebut rabbi, di Yerusalem lantaran mengatakan
bahwa agama Yahudi menganjurkan hukum mati bagi kaum LGBT.
Pernyataan ini tak terlalu
berbeda dengan pernyataan beberapa kalangan di Indonesia.
Beberapa anggota parlemen telah
mengirimkan pengaduan kepada Perdana Menteri Israel.
Sebelum ini pun Rabbi Amar
sudah berkali-kali dikecam oleh sikapnya terhadap kaum gay.
Tahun lalu ia dicerca karena
mengatakan sebagian besar orang 'jijik' pada homoseksualitas, dan menyebut
parade tahunan Gay Pride di Yerusalem sebagai 'fenomena memalukan.'
Dalam
sebuah wawancara dengan Israel Hayom, Rabbi Amar mengatakan "jelas bahwa
(homoseksualitas) itu adalah kekejian. Taurat menghukumnya dengan kematian. Ini
tertulis di baris pertama dari dosa-dosa besar."
Sebagaimana sebagian kalangan
agama di Indonesia, Rabbi Amar mengatakan bahwa homoseksualitas adalah 'nafsu'
yang bisa dilawan 'seperti jenis nafsu yang lain.'
Kendati ia adalah pengecam
keras homoseksualitas, pada 2015 Rabbi Amar mengecam pembunuhan seorang remaja
Israel oleh seorang Yahudi ultra-Ortodoks dalam Gay Pride Yerusalem, dan
menyebut pembunuhan itu 'tindakan menumpahkan darah yang mengerikan... tidak
ada yang bisa membenarkannya"
Kendati kitab Taurat secara teori menahbiskan hukuman mati untuk
beberapa jenis 'pelanggaran,' persyaratan-persyaratan historis yang ketat
membuat penerapan menurut tradisi Yahudi Ortodoks ini hampir mustahil.
Terkait pernyataan terbaru ini,
beberapa anggota parlemen dan pemimpin komunitas lesbian, gay, biseksual, dan
transgender (LGBT), mengatakan Rabbi Amar harus dipecat.
"Seorang tokoh masyarakat
yang menempatkan kehidupan warga Israel 'berisiko oleh hasutan dan pengucilan,
harus langsung dipecat," kata tiga anggota parlemen dalam sebuah surat
kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Seorang aktivis LGBT, Shirley
Kleinman, menyampaikan pengaduan ke polisi, menuduh Rabbi Amar melakukan
hasutan untuk membunuh.
"Mari kita upayakan dan
pastikan bahwa orang ini tidak akan terus di posisi kunci yang didudukinya
sekarang," kata Kleinman di halaman Facebook-nya.
"Ini bukan masalah
anti-agama ... Saya punya kepentingan untuk melindungi hak-hak saya dan hak
Anda untuk hidup, dan (hidup dengan) bermartabat."(reff)
Ikuti
Terus Sumber Informasi Dunia di twitter @bintangnews.com
Sumber: BBC
Tidak ada komentar: