Tembakkan Rudal di Selat Hormuz, Merupakan Pesan Iran untuk AS
BINTANGNEWS.com – Militer Iran
menembakkan rudal anti-kapal jarak pendek di Selat Hormuz selama latihan perang
pekan lalu. Washington menganggap manuver Teheran itu menjadi pesan yang
ditujukan untuk Amerika Serikat (AS).
Garda Revolusi Iran sebelumnya membenarkan
bahwa mereka menggelar latihan perang di perairan Teluk Persia. Menurut mereka,
latihan itu bertujuan untuk menghadapi ancaman potensial dari musuh.
Kepala Komando Sentral AS, Jenderal
Joseph Votel, mengatakan bahwa ruang lingkup dan skala latihan tempur Iran
mirip dengan yang telah dilakukan di masa lalu. Tetapi, kata dia, waktu dari
rangkaian latihan tempur khusus ini dirancang untuk mendapatkan perhatian
Washington.
“Sangat jelas bagi kami bahwa mereka
mencoba menggunakan latihan itu untuk mengirim pesan kepada kami bahwa ketika
kami mendekati periode sanksi ini di sini, mereka memiliki beberapa
kemampuan," kata Votel.
Iran telah marah atas keputusan
Presiden AS Donald Trump yang "mengkhianati" perjanjian nuklir Iran
yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015. Setelah AS
keluar dari perjanjian itu secara sepihak, pemerintah Trump memberlakukan
kembali sanksi terhadap Iran.
Padahal dalam JCPOA 2015 yang diteken
Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Inggris, Rusia, Jerman, Prancis dan China),
sanksi atau embargo internasional terhadap Teheran dicabut sebagai imbalan atas
kesediaan Teheran mengekang program nuklirnya.
Pemerintah Trump telah mengancam
seluruh perusahaan di dunia untuk berhenti berbisnis dengan Iran. Jika terus
melakukannya, maka perusahaan terkait tidak akan bisa berbinis dengan AS.
Dilansir Sindonews bulan lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali
Khamenei mendukung saran Presiden Hassan Rouhani bahwa Iran dapat memblokir
ekspor minyak negara-negara Teluk jika ekspor minyak Iran dihentikan.
Votel mengatakan militer AS sangat
menyadari aktivitas militer Iran.
"Kami sadar akan apa yang sedang
terjadi, dan kami tetap siap melindungi diri kami saat kami mengejar tujuan kebebasan
navigasi dan kebebasan perdagangan di perairan internasional," kata Votel,
seperti dikutip Reuters, Sabtu (11/8/2018).(reff)
Ikuti
Terus Sumber Informasi Dunia Di Twitter @Bintangnews.Com