Guru Gunakan Rok Pendek di Uzbekistan Diperebatkan
BINTANGNEWS.com – Menteri
pendidikan Uzbekistan membela guru perempuan yang dituduh televisi milik negara
mengenakan rok "yang tidak pantas" di kelas.
Seorang reporter dari acara itu
dikirimkan ke sekolah-sekolah di ibu kota Tashkent dan merekam para guru dan
siswa perempuan yang mengenakan pakaian yang akan dianggap biasa saja di
jalanan kota bahkan di negara yang relatif konservatif ini.
"Lihatlah pakaian guru ini, yang
seharusnya menjadi teladan bagi anak-anak. Apakah boleh mengajar dengan pakaian
seperti itu?" tanya sang wartawan.
Dilansir BBC Indonews, berbagai tokoh masyarakat berbicara menentang
"kurangnya etika berpakaian" itu di program acara pada hari Rabu,
termasuk seorang medis yang memperingatkan bahwa pakaian ketat dapat
menyebabkan infertilitas. Menteri Pendidikan Sherzod Shermatov, seorang tamu
pada program tersebut, mengatakan bahwa panduan seragam sekolah yang jelas akan
menyelesaikan masalah.
Acara bincang tersebut mendorong
serangkaian kritik di media sosial, dengan anggota masyarakat menuduh program
itu terlalu menghakimi dan mengabaikan etika jurnalistik.
"Kita akan berubah menjadi Korea
Utara. Jurnalis - jika Anda benar-benar bersemangat akan masa depan anak-anak
kita, laporkan tentang sekolah-sekolah di Samarkand yang tak memiliki pemanas,
toilet atau bahkan buku pelajaran," keluh seorang pemirsa dalam sebuah
komentar perwakilan.
'Memalukan'
Menteri Shermatov kemudian mengutuk
acara yang dihadirinya dua hari sebelumnya itu di Facebook.
"Mempermalukan orang di depan
umum tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab, terutama saat kita
berurusan dengan anak-anak," tulisnya. Dia meminta wartawan untuk
"berhenti mendiskreditkan guru dan menunjukkan rasa hormat - kita sudah
kekurangan guru yang baik".
Serupa dengan keluhan di media sosial,
menteri itu menuduh para wartawan justru fokus pada "masalah
sekunder" sementara masalah utama masih perlu ditangani.
Pengakuan Sherzod Shermatov tentang
masalah dalam sistem sekolah dan penggunaan media sosialnya untuk menyampaikan
masalah publik adalah tanda-tanda keterbukaan dan akuntabilitas yang lebih
besar yang dengan hati-hati didorong oleh Presiden Uzbekistan Shavkat
Mirziyoyev, yang menjadi kepala sistem politik otoriter negara setelah kematian
Presiden Islam Karimov dua tahun lalu.(jon)