Kisah Wanita Yazidi 4 Tahun Baru Pulang Kampung Disekap ISIS
BINTANGNEWS.com –
Suasana satu rumah di Sinjar, Irak utara, pada awal September, yang biasanya
sepi tiba-tiba saja menjadi sangat ramai.
Tapi berkat usaha keluarganya, yang
menebus dengan uang ribuan dolar, Ghazal bisa berkumpul lagi dengan sanak
keluarga.
"ISIS berbohong. Mereka
mengatakan para perempuan Yazidi tidak akan dibebaskan ... mereka juga
mengatakan saya akan ditolak jika kembali ke kampung halaman," kata Ghazal.
"ISIS bahkan mengatakan kami akan
dibunuh oleh warga kampung," katanya.
Ghazal bersama empat anaknya termasuk
di antara puluhan ribu perempuan dan anak-anak Yazidi di Sinjar yang dibawa dan
disandera oleh para milisi kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS)
pada pertengahan 2014.
Mereka ditempatkan di pusat-pusat
penahanan, disiksa atau menjadi budak seks, seperti yang dialami Ekhlas.
Ekhlas mengatakan dirinya diperkosa
setiap hari oleh anggota ISIS yang menyekapnya. Ia berhasil menyelamatkan diri,
ditampung oleh lembaga swadaya masyarakat internasional dan kini menetap dan
bersekolah di Jerman.
Nasib yang menimpa Ghazal tak seburuk
Ekhlas.
Tapi, perlakuan yang ia terima
membuatnya terluka, baik secara fisik maupun mental.
"Mereka memukul saya di wajah,
mereka juga memukul anak-anak kami. Saya sangat khawatir dengan keadaan
mereka," kata Ghazal.
Jalani ritual penyucian
Yang ia syukuri adalah ISIS tak
memisahkan empat anak darinya. Karena itulah, saat ia ditebus, ia bisa membawa
pulang keempat anaknya.
"Saya sungguh kaget, warga bisa
menerima kembali saya, mereka menyambut saya dengan hangat," kata Ghazal.
Sebelum kembali menjalani kehidupan
normal, sesuai dengan tradisi Yazidi, Ghazal harus menjalani ritual khusus di
Lalish, tempat yang disucikan oleh komunitas Yazidi ini.
Terletak di antara dua lembah, Lalish
bukan desa biasa.
Bagi pengikut Yazidi, Lalish sangat
disucikan.
Di sini, para pengikut Yazidi harus
melepas sepatu atau sandal saat mengikuti upacara khusus yang biasanya
dikaitkan dengan kelahiran, pernikahan, dan kematian pemeluk.
Inti prosesi adalah memercikkan air
yang mengalir dari sumber yang terdapat di satu gua.
Setelah itu, pemuka agama kemudian
memberikan semacam pemberkatan.
Dalam dua tahun ini, acara ritual
ditambah, yaitu untuk menerima kembali perempuan-perempuan Yazidi yang pernah
menjadi budak seks milisi kelompok ISIS,” demikian BBC Indonesia.(reff)
Ikuti
Terus Sumber Informasi Dunia di Twitter @Bintangnews.Com