Iran Peringatan 40 Tahun Pengusiran Kedutaan Besar Amerika di Teheran
BINTANGNEWS.com –
Media Presstv.com berbahasa Inggris
melaporkan,” Iran gelar aksi unjuk rasa di berbagai kota untuk memperingati 40
tahun pendudukan bekas kedutaan besar AS di Teheran, yang mendapatkan ketenaran
sebagai "Den Mata-Mata" setelah siswa yang marah menduduki kompleks
itu dan menemukan ribuan dokumen yang membuktikan kegiatan spionase Washington
di sana.
Para demonstran menyatakan oposisi
mereka terhadap hegemoni global dengan meneriakkan slogan-slogan menentang
Amerika Serikat dan Israel sambil membakar bendera Amerika sambil mengutuk
kebijakan mereka yang menciptakan kekacauan di negara-negara lain.
Iranians
mark 40th anniversary of US embassy takeover
The
embassy was taken over by hundreds of students on November 4, 1979, nearly nine
months after the Islamic Revolution dethroned the US-backed Pahlavi regime.
The
students detained 66 embassy staff who were in the process of destroying
classified documents that would have incriminated them in plotting to topple
the nascent Islamic Republic.
Iran
released women, African Americans and as well as a man who was diagnosed with
multiple sclerosis days later but kept the remaining 52 detainees for 444 days.
Peristiwa itu berubah menjadi perselisihan
politik besar antara Teheran dan Washington membawa Presiden AS Jimmy Carter
saat itu di bawah tekanan besar untuk membuat staf kedutaan dibebaskan
menjelang pemilihan ulang pada tahun 1980.
Didorong untuk aksi militer oleh
Penasihat Keamanan Nasional Zbigniew Brezinzski, Carter memerintahkan Operasi
Eagle Claw, upaya militer klandestin di mana pasukan khusus AS seharusnya
terbang ke Iran dengan naik delapan helikopter dan membawa staf kedutaan yang
ditahan kembali ke AS.
Operasi dimulai pada April 1980,
ketika helikopter-helikopter itu berhasil memasuki wilayah Iran dan mendarat di
gurun-gurun pusat dekat kota Tabas sebelum penerbangan yang direncanakan menuju
Teheran. Namun, operasi itu mengalami kegagalan besar ketika badai pasir
melumpuhkan dua helikopter dan yang ketiga menabrak pesawat angkut pada pagi
berikutnya.
Carter terpaksa membatalkan operasi
bencana dan mengambil tanggung jawab untuk itu dalam pidato publik, yang juga
sangat merusak peluangnya untuk terpilih kembali.
Kisah itu akhirnya berakhir setelah
Iran setuju untuk membebaskan para tahanan berdasarkan kesepakatan yang
ditengahi oleh Aljazair, AS berjanji untuk tidak mengambil tindakan bermusuhan
terhadap Republik Islam.
Namun, selama bertahun-tahun pula,
Washington telah mencederai perjanjiannya dengan melakukan segala yang mereka
bisa, untuk menyakiti Iran dan berupaya untuk menggulingkan rezim Republik
Islam.
Pada 20 Januari 1981, tepat ketika
mantan Presiden AS Ronald Reagan memberikan pidato pelantikannya dan merayakan
kemenangannya melawan Carter, staf kedutaan pertama diterbangkan dari Iran ke
Aljazair dan kemudian meninggalkan negara Afrika ke Jerman.
Den
of Espionage
The
former US diplomatic compound in Tehran has long been regarded as a clear
indication of how deep America's intelligence operations run in other
countries.
The
students who took over the mission were able to piece together the shredded
remains of various embassy documents that hinted at Washington's secret plots
against Iran and the Islamic Revolution.
Founder
of the Islamic Revolution Ayatollah Seyyed Ruhollah Khomeini hailed the move by
the students, describing the embassy takeover as the "second
revolution."
Pada hari Sabtu, Iran merayakan acara
tersebut dengan mengungkap mural baru di dinding kedutaan, yang menandakan
aspek-aspek kunci dari Revolusi Islam dan perlawanan Iran terhadap hegemoni AS.
Yang menonjol di antara gambar-gambar
dinding adalah lukisan Iran Air Flight 655, sebuah penerbangan penumpang yang
ditembak jatuh oleh USS Vincennes pada 3 Juli 1988 ketika terbang di atas Teluk
Persia dengan 290 orang di dalamnya.
Near the painting lies a minimalist
drawing of a US Global Hawk stealth drone that was shot down on June 20, 2019
by Iran's Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) immediately after it violated
Iranian airspace over the Persian Gulf.***
follow
the World Resources on twitter @ bintangnews.com
Editing: T.Bintang
Source:
Presstv