Calon Hakim Agung AS, Tersandung 'Korban Pelecehan Seksual'
BINTANGNEWS.com – Menjelang
sidang dengar pendapat di hadapan Senat Amerika Serikat, perempuan pertama yang
menuduh calon hakim Mahkamah Agung AS Brett Kavanaugh melakukan pelecehan
seksual mengatakan bahwa pelecehan itu "secara drastis mengubah
hidupnya".
Kesaksian tertulisnya memaparkan
bagaimana insiden yang diduga terjadi antara dirinya dan Kavanaugh telah
"secara drastis" mengubah hidupnya.
Ford dan Kavanaugh memberikan
kesaksian di hadapan panel Senat pada Kamis (27/09).
Kavanaugh telah berkali-kali membantah
tuduhan yang dilayangkan terhadapnya.
"Bukan tanggung jawab saya untuk
menentukan apakah Kavanaugh pantas untuk duduk di Mahkamah Agung," tulis
Ford yang dilansir BBC Indonesia dalam
kesaksian yang diberikan kepada Komite Yudisial Senat menjelang sidang dengar
pendapat.
"Tanggung jawab saya ialah
mengatakan kebenaran."
Pengesahan Kavanaugh di pengadilan
tertinggi AS itu telah ditunda menyusul sejumlah tuduhan yang menimpanya.
Kesaksian
Ford
Ford menuduh Kavanaugh berusaha
melepaskan pakaiannya dalam keadaan mabuk, menahannya di tempat tidur, dan
menggerayanginya dalam sebuah pesta, saat mereka di usia remaja. Ford waktu itu
berusia 15 tahun dan Kavanaugh 17 tahun.
"Pelecehan Brett pada saya telah
secara drastis mengubah hidup saya. Untuk waktu yang sangat lama, saya terlalu
takut dan malu untuk memberi tahu siapapun tentang detail kejadian itu,"
tulis Ford dalam pernyataannya.
"Saya berusaha meyakinkan diri
saya sendiri bahwa karena Brett tidak memerkosa saya, saya seharusnya bisa
melanjutkan hidup dan berpura-pura bahwa peristiwa itu tidak pernah
terjadi."
Perempuan itu berkata bahwa Kavanaugh
dan kawannya Mark Judge menguncinya di sebuah kamar tidur dalam pesta di sebuah
rumah di pinggiran kota Washington DC pada musim panas tahun 1982.
"Baik Brett maupun Mark
tertawa-tawa dalam keadaan mabuk selama serangan itu," ujarnya. Judge
telah membantah tuduhan itu; ia mengaku tidak mengingat insiden tersebut.
"Saya percaya [Brett Kavanaugh]
akan memerkosa saya," ujarnya. Ia berkata tindakan Kavanaugh menutup
mulutnya adalah hal yang paling membuatnya takut, dan telah "meninggalkan
bekas paling dalam".
"Saat itu saya kesulitan
bernapas, dan saya pikir Brett akan membunuh saya secara tak sengaja."
Ketika Judge melompat ke atas tempat
tidur, tutur Ford, "kami terguling dan Brett tak lagi ada di atas
saya." Ia kemudian bisa keluar dari ruangan itu.
Tuduhan lainnya terhadap Kavanaugh
Deborah Ramirez, mantan teman sekelas
Kavanaugh di Universitas Yale, berkata bahwa Kavanaugh pernah mempertunjukkan
alat kelamin di hadapannya dalam sebuah pesta asrama pada tahun 1980-an.
Perempuan ketiga, Julie Swetnick,
menuduh Kavanaugh terlibat dalam tindakan perkosaan beramai-ramai di masa SMA.
Dalam sebuah pernyataan, Kavanaugh
mengatakan bahwa ia tidak mengenali Swetnick dan tuduhannya yang
"konyol" itu "tidak pernah terjadi".
Sementara itu, Partai Demokrat terus
meminta pengangkatan Kavanaugh ke Mahkamah Agung ditunda supaya klaim-klaim
tersebut dapat diselidiki sepenuhnya.
Kesepuluh anggota Komite Yudisial
Senat dari Partai Demokrat telah meminta Presiden Trump "segera
menarik" pencalonan Kavanaugh.
Kepala komite, Senator Chuck Grassley
dari Partai Republik, membuka kemungkinan bahwa para anggotanya tidak melakukan
pemungutan suara terkait pencalonan itu pada akhir pekan ini.
Pada Rabu (26/09) kemarin, Presiden
Trump berkata ia bisa saja berubah pikiran tentang calon hakimnya untuk
Mahkamah Agung setelah mendengarkan kesaksian Ford.
Tapi sang presiden terus membela
Kavanaugh, menyebutnya "salah satu orang dengan kualitas tertinggi"
yang pernah ia temui dan menyebut tuduhan-tuduhan terhadap Kavanaugh "aksi
tipu-tipu" Partai Demokrat.
Sembilan anggota Mahkamah Agung adalah
pemegang keputusan tertinggi dalam hukum AS. Para hakim dicalonkan oleh
presiden dan memegang jabatan itu seumur hidup.
Kavanaugh dapat membuat Mahkamah Agung
cenderung konservatif dalam berpuluh-puluh tahun ke depan.(bin)
Ikuti
Terus Sumber Informasi Dunia di twitter@bintangnews.com