Iran Bantah Sengaja Langgar Kesepakatan Nuklir 2015?
BINTANGNEWS.com –
Iran mengumumkan bahwa mereka akan melampaui batas pengayaan uranium, tindakan
yang melanggar kesepakatan nuklir tahun 2015.
Amerika Serikat secara sepihak menarik
diri dari kesepakatan nuklir pada 2018. Sejak saat itu, AS telah kembali
memberlakukan sanksi tegas terhadap Iran.
Pengumuman Iran menandai pelanggaran
terbaru atas kesepakatan nuklir.
Pada bulan Mei, Iran meningkatkan
produksi pengayaan uranium, yang bisa digunakan membuat bahan bakar reaktor
sekaligus senjata nuklir.
Negara itu telah menimbun lebih banyak
uranium yang diperkaya daripada yang diizinkan, berdasarkan kesepakatan.
Namun, Iran membantah dengan keras
bahwa mereka berniat untuk membangun senjata nuklir.
Apa yang diumumkan Iran?
Tepat setahun setelah AS menarik diri,
Iran memberikan batas waktu 60 hari kepada lima negara lain yang menandatangani
kesepakatan nuklir yakni China, Prancis, Jerman, Rusia dan Inggris, untuk
melindunginya dari sanksi AS.
Berbicara pada konferensi pers pada
hari Minggu (07/07) di akhir tenggat waktu itu, Araqshi mengatakan Iran akan
mulai memperkaya uranium di atas konsentrasi 3,67% dalam waktu beberapa jam,
untuk menyediakan bahan bakar bagi pembangkit listrik di Bushehr.
Beberapa pejabat pemerintah sebelumnya
mengatakan ini berarti konsentrasi sekitar 5% uranium standar senjata telah
diperkaya hingga 90% atau lebih.
Bagaimanapun, juru bicara Organisasi
Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi mengatakan bahwa Iran tidak akan membuat
bahan bakar untuk reaktor di Tehran, yang membutuhkan konsentrasi 20%.
"Kami akan memperkaya uranium
berdasarkan kebutuhan kami," ujarnya. "Saat ini kami tidak perlu
memperkaya uranium untuk reaktor Tehran."
Araqchi mengatakan Iran akan terus
mengurangi komitmennya pada kesepakatan tahun 2015 setiap 60 hari.
Tapi ia juga menekankan bahwa
diplomasi masih menjadi pilihan, asalkan sanksi dicabut.
Menteri energi Israel Yuval Steinitz
telah mengkritik langkah terbaru Iran, mengatakan bahwa meskipun peningkatannya
"sedang", Iran telah "memulai langkah... menuju senjata
nuklir".
Menurut sumber BBC Indonesia pengumuman ini disampaikan sehari setelah Presiden
Prancis Emmanuel Macron berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani dan
menyatakan "sangat khawatir" akan apa yang akan terjadi jika
perjanjian itu diabaikan.
Rouhani meminta negara-negara Eropa
untuk bertindak sekarang untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir.
Wartawan bidang diplomatik BBC,
Jonathan Marcus mengatakan keputusan Iran ini membuat kesepakatan 2015 untuk
memaksa negara tersebut menghentikan program nuklir sudah hampir pasti gagal.
Beberapa pihak mengatakan, dihadapkan
pada sejumlah sanksi, tak banyak yang bisa dilakukan pemerintah di Teheran agar
sanksi bisa diperlonggar.
Sengaja melanggar kesepakatan adalah
satu dari sedikit opsi yang dimiliki Iran untuk memaksa AS dan Eropa
melonggarkan sanksi.***
.(bin)
Ikuti
Terus Sumber Infomasi Dunia Di Twitter @Bintangnews.Com