Netanyahu: Israel Diancam Dihancurkan, F-35 Mudah Jangkau Iran!
BINTANGNEWS.com –
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menjawab ancaman Teheran yang akan
menghancurkan Israel jika perang antara Amerika Serikat (AS) dan Iran pecah.
Pemimpin negara Yahudi itu mengklaim pesawat jet tempur siluman F-35 mudah
untuk menjangkau negara mana saja di Timur Tengah, termasuk Iran.
"Iran telah mengancam baru-baru
ini untuk menghancurkan Israel," katanya dalam sebuah video klip yang dia
posting, di mana dia berdiri di depan pesawat F-35 Adir. "Penting bagi
mereka untuk mengingat bahwa pesawat ini dapat mencapai semua tempat di Timur
Tengah, termasuk Iran dan Suriah," lanjut Netanyahu, seperti dikutip
Jerusalem Post.
Pekan lalu seorang anggota parlemen
senior Iran, Mojtaba Zolnour, yang adalah ketua Komite Keamanan Nasional dan
Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, mengatakan; "Jika AS menyerang kami,
hanya setengah jam yang akan tersisa dari umur Israel."
Netanyahu mengadakan pertemuan di
pangkalan Angkatan Udara Nevatim dengan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel
(IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi, Panglima Angkatan Udara Mayor Jenderal
Amikam Norkin dan Forum Komandan Angkatan Udara.
Angkatan Udara Israel saat ini
memiliki 14 unit pesawat F-35i Adir dan diperkirakan akan menerima total 50
pesawat untuk membuat dua skuadron penuh pada tahun 2024.
F-35i Adir Israel telah mengambil
bagian dalam beberapa operasi di wilayah Timur Tengah selama dua tahun
terakhir, dan menjadikan negara Yahudi itu sebagai negara pertama yang
menggunakan pesawat tempur siluman dalam misi tempur di wilayah tersebut.
Pada akhir April Angkatan Udara Israel
(IAF) membuka skuadron kedua jet tempur siluman F-35i yang disebut sebagai
"Defenders of the Negev" dengan pesawat pertama diperkirakan tiba
pada awal tahun depan.
Jet siluman diklaim memiliki signature
radar yang sangat rendah yang memungkinkan jet tersebut beroperasi jauh di
dalam wilayah musuh tanpa terdeteksi serta menghindari sistem pertahanan rudal
canggih seperti sistem pertahanan rudal S-300 dan S-400 yang telah dikerahkan
di negara-negara Timur Tengah seperti Suriah dan Iran.
Dengan kemampuan dukungan udara yang
dekat dan beragam sensor, pilot dari jet siluman tersebut memiliki akses
informasi yang tak tertandingi saat berada di udara.
Dilansir Sindonews komentar saling ancam antara Iran dan Israel ini tak
lepas dari ketegangan antara Teherean dan Washington dan ketika Republik Islam
secara terbuka menyatakan bahwa mereka melanggar perjanjian nuklir 2015.
Netanyahu telah berulang kali
bersumpah bahwa dia tidak akan pernah membiarkan Iran mengembangkan
kemampuannya untuk membuat bom nuklir. Menurutnya, Tel Aviv tidak akan
membiarkan Iran untuk mengembangkan militernya di Suriah yang akan
memungkinkannya untuk menyerang negara Yahudi.
Ratusan serangan udara di Suriah telah
menghantam posisi fasilitas senjata Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan Hizbullah.
Serangan itu diyakni dilakukan oleh Israel, meski sebagian besar militer negara
Yahudi itu enggan mengonfirmasi.
Pekan lalu Menteri Luar Negeri Israel,
Israel Katz, memperingatkan bahwa negaranya dapat bertindak secara sepihak untuk
mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
"Iran tidak memiliki peluang
dalam perang ini," katanya di Army Radio. "Oleh karena itu ada
peluang di sana, melalui tekanan ekonomi yang keras dan sanksi komprehensif,
untuk mencegah perang, untuk mencapai tujuan tanpa perang."
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad
Javad Zarif menyalahkan Netanyahu sebagai pihak yang dianggap menghasut
Presiden AS Donald Trump untuk menarik Washington keluar dari perjanjian nuklir
2015 yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Zarif mem-posting tweet yang menuduh
Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton membunuh Perjanjian
Paris antara tiga negara Eropa dengan Iran pada 2005 dengan bersikeras agar
Iran tidak memperkaya uranium.
"Sekarang mereka membujuk
@realdonaldtrump untuk membunuh JCPOA (kesepakatan nuklir 2015) dengan delusi
yang sama," tulis Zarif di Twitter.***
.(bin)
Ikuti Terus Sumber
Infomasi Dunia Di Twitter @Bintangnews.Com